Selasa, 12 Mei 2015

Kacang Goreng Menikah LDR


LDR (Hubungan jarak jauh) aka. Menikah jarak jauh itu beyond my imagination. Melampaui batas imajinasi. Percaya gak percaya dan Alhamdulillah, hampir sewindu, pola hubungan LDR ini sudah dijalani. Gak pernah membayangkan pola hubungan seperti ini. Bagaikan berjalan menggunakan tongkat, nah kadang-kadang tongkatnya lupa bawa. Begitulah kira-kira rasanya.

Kesalahan saya sebelum LDR adalah tidak menyiapkan mental. Jadinya seperti berjalan dalam labirin tanpa cahaya. Meraba-raba. Hanya mengandalkan rasa. Kadang jatuh, terseok, merangkak. Nangis gerung-gerung sendiri, Baby Blues berat sendiri. Semestinya saya belajar. Nyiapin mental dulu. Tapi itu sudah lewat ya? 


Sekarang LDR udah jadi kacang goreng. Nikmat buat cemilan. Gak terasa ngabisin kacang goreng sekilo! Nah, ini dia kacang gorengnya! Pelajaran dari LDR saya ini. Semoga pengalaman saya, bisa jadi bekal buat wanita calon istri, istri calon LDR, biar nikmat dengan LDR. 

1. Kepercayaan
    Pernikahan bisa menjadi pengikat dalam hubungan jarak jauh ini. "Kewajiban" suami-istri untuk saling menjaga kepercayaan. Dengan adanya LDR, tingkat kepercayaan jadi semakin kuat. Terutama percaya pada Ilahi. Tantangan yang sulit adalah menutup telinga dengan omongan kanan-kiri. "Suaminya jangan dibiarin sendiri, nanti diambil orang loh," atau "Jangan percaya seratus persen sama laki-laki deh," atau "Harus diikutin jeng, bahaya loh." Omongan ini banyak datang dari internal maupun eksternal. 

2. Melek Teknologi
   Satu-satunya jembatan penyambung pasangan LDR adalah teknologi. Awalnya, kami mengandalkan SLJJ dan GSM. Cari tarif pulsa yang paling murah. Nelponnya ya ditentukan hanya di jam-jam murah tadi, bisa dari jam 5 - 8 pagi, bisa dari jam 00:00 sampai 5 pagi (saingan sama tante kun ini). Jadi tau, operator yang murah, akrab dengan WiFi. Aktif di social media (tapi sama suaminya doang). Sekarang ada Skype, Viber, bahkan aplikasi Line (bukan iklan), yang ada fasilitas video call. Menyenangkan sekali melihat anak-anak ceria. Menyenangkan lagi karena gratis! Anak-anak bisa melepas rindu melihat wajah bapaknya. Kayak kata si Mas Thole, "Aku bukan anak yatim ya bu." *Kiss and Hug.

3. Komunikasi Hangat dan Terbuka
    Dengan komunikasi yang terbatas, mudah untuk menyimpan rahasia. Melewatkan cerita penting. Karena dari 24 jam hanya bisa mengobrol paling lama satu jam saja lewat telepon, Line, WA, BBM, Chatting. Paling mentok ya satu jam. Agar tidak ada perasaan yang mengganjal (Bahaya! Bisa berkembang jadi penuh curiga), harus komunikasi terbuka. Bicara apa adanya, semua hal yang dirasa, sampaikan! Awalnya memang sulit. Membangun komunikasi ini kan membentukan tembok "keakuan", dan harus meleburkan demi Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah.

4. Pertemuan Berkesan
    Karena pertemuan yang jarang dan singkat. Sebisa mungkin harus diisi dengan hal-hal yang manis dan menyenangkan. Jangan biarkan wajah cemberut bertengger saat pertemuan singkat. Dijamin pahit! Tapi jangan juga merencanakan pertemuan romantis nan indah, dijamin gigit jari! Kejadiannya lebih banyak unexpected. Intinya, belajar sabar dan ikhlas tanpa rencana. Jalani saja apa yang ada. Kalau bisa sih, pertemuannya harus mengesankan. Buat tabungan memori, kangen-kangenan buat pertemuan berikutnya. 

5. Jadi Wanita Tangguh nan Mandiri Seutuhnya
    Urusan anak, sekolah anak, rumah tangga, cari nafkah tambahan, kendaraan bermasalah, genteng bocor, telepon rusak dan lain-lain harus dipikir sendiri. Diputus dan diurus sendiri. Rasanya, Cool Man! Kayak jadi Wonder Woman. Fiuh! Efek negatifnya: Gampang lupa kayak BB yang sering Hang (nge-blank). 

Saat kau di sini, kuingin waktu berhenti. Saat kau jauh, kuingin waktu berlari



















Tulisan dikala kangen. *Uhuk!


    

2 komentar:

  1. alhaamdulillah saya gak LDR, tapi tetap suka kacang goreng /kacang godog apalagi gratis. salut deh buat mbak zaki. tetap semangat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Maturnuwun mba ima. Kopdar nanti bawa kacang goreng deh. hihihi

      Hapus