Selasa, 01 September 2015

Tip Nulis Jadi Duit dari IIDN Solo


Sabtu, 29 Agustus 2015


Solo. Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) Solo kembali bagi-bagi pengalaman di acara Bazar Buku Murah di Goro Assalam, Sabtu (29/8) kemarin. Kali ini mengusung tema 'Nulis Jadi Duit'. Pembicara IIDN, Bunda Yuni Astuti (Penulis Puisi dan Penulis Buku Antalogi), Mbak Ety Abdoel (Blogger), Mbak Arinta Adinigtyas (Penulis Cerita Anak).

Awak IIDN Solo sempet grogi nih, acaranya molor hampir setengah jam. Tung itang itung, yang nonton masih sepi. Namun pas acara dimulai, satu persatu pengunjung duduk manis di kursi penonton. Nyimak kata pengantar dari moderator yang kompor. Yang bertindak sebagai moderator adalah Ibu Ketua IIDN Solo, Siti Nurhasanah. Demikian moderator mengulang tema: "Nulis Jadi Duit. Duit loh. Kalo dulu nulis cuma hobi ngisi buku diari, nah, sekarang nulis juga bisa datengin duit!" ujar moderator penuh semangat. Apalagi, para pembicara di depan sudah pernah merasakan manisnya duit dari menulis. Alhamdulillah, kursi penonton jadi ramai.



Bunda Yuni Astuti, yang awalnya menjadi penulis buku harian. Bahkan niatnya bunda, buku harian tentang kedua putranya akan menjadi kado pernikahan putranya kelak. So sweet sekali. Bunda juga hobi menulis puisi yang indah. Puisi motivasi. Sampai anaknya menyemangati beliau agar mengirimkan puisinya ke media massa. Bukan untuk mendapat duit, setidaknya biar dibaca orang lain. "Malu le," tolak Bunda Yuni saat itu. Akhrinya anaknya mendapat informasi mengenai komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis di Solo. Setelah bergabung, Bunda baru ngeh, ternyata banyak Ibu-ibu yang hobi nulis dan dapet duit. Setelah itu, semangatnya menulis tambah membara. Di usia yang relatif tidak muda (hampir pensiun katanya, tapi keliatan masih muda loh, Bun), Bunda bertekad lebih produktif menulis dan harus merasakan duit dari nulis juga. Nulis dan kirim sana, kirim sini, akhirnya, sebuah puisi indah beliau jebol jadi pemenang di Lomba Puisi Jerman. Tulisannya juga dimuat media massa, "Lumayanlah, duitnya manis juga," tutur Bunda sambil tertawa.

Lain cerita lagi dengan Ety Abdoel yang aktif jadi Blogger ini sudah merasakan duit nangkring dei rekening dari ng-blog. Eh, bukan hanya duit, ada telepon seluler, ada barang-barang lainnya. Dari hadiah ikutan lomba nge-blog, ada hadiah dari Job Review, ada hadiah dari undangan untuk para blogger. Saya dulu ngiri, Mbak Ety dapet hadiah, makan siang bersama Dee, penulis terkenal itu. Mbak Ety dapet pertanyaan paling banyak dari penonton.
"Bagaimana caranya, dapat bayaran dari blog? Pembayarannya bagaimana?" tanya Bu Nurul Chomaria, Sukoharjo.
Atau, "Saya pengusaha baju muslim. Bagaimana caranya bekerja sama untuk mengulas usaha saya dengan blogger. Bayarannya berapa?" tanya Pak Ary, pengusaha busana muslim Solo.

Menurut Mbak Ety, cara mendapatkan bayaran dari nge-blog adalah, iklan dan job review. Jika pemasang iklan tertarik untuk memasang iklan di blog kita itu bisa banget. Teknisnya, bisa dari jumlah klik, jadi setiap pengunjung yang klik iklannya makan blogger dapat bayaran. Atau klik sampai transaksi jadi blogger dapat bayaran jika terjadi transaksi. Kesepakatan akan dibicarakan diawwal, biasanya dari agensi iklan. Bayaran langsung masuk ke rekening.

Yang kedua, melalui job review. Tawaran untuk mengulas sebuah produk. Bayarannya, macam-macam, bisa duit bisa juga barang. ">aaf bukan bermaksud riya. Tapi dua handphone di tangan saya ini (sambil menunjukkan HP) adalah hasil nge-blog," jelas Mbak Ety.

Mbak Ety berhasil membuat suasana makin panas di siang hari yang memang panas. Eits...

Mbak Arinta, Mamah muda dua balita ini, cerita juga tentang manisnya duit dari nulis. Padahal beliau baru nyemplung ke dunia tulis menulis. Awalnya ingin membuatkan cerita yang bermutu. Karena anaknya suka sekali dengan buku cerita, dan boros kalau harus beli buku terus-terusan. "Saat bergabung dengan IIDN Solo, saya belum menulis apapun. Tapi cerita dari Ibu-ibu membuat saya bersemangat. Nulis dan kirim," tutur Mbak Arinta.

Gak tanggung-tanggung, cerpen anaknya jadi pemenang lima besar di Lomba Cerita Anak, Nusantara Bertutur, yang digelar Koran Kompas. Sejak itu, Mbak Arinta bertekad untuk konsisten menulis.

Tambah dhueerrr, cetar menggelora panggung talkshow-nya IIDN.
"Bagaimana cara mengatur waktunya, para ibu masih bisa menulis?" Tanya Eka, pengunjung, Solo.

"Semua bisa diatur. Sesuaikan dengan gayanya masing-masing. Paling banyak waktunya, pas malam hari, anak-anak sudah tidur atau pas anak-anak sekolah," kata Mbak Ety yang diamini pembicara lainnya.

Tak terasa waktu telah habis. Padahal masih asik mendengarkan berbagi pengalaman asiknya nulis dapet duit ini. Pssst, (bisik-bisik) panitia sudah mengangkat tangan tanda waktu tampilnya sudah habis. Acaranya pun usai, bagi buku hadiah bagi para penanya dan foto-foto cantik dulu.

Kesimpulannya, kepada para penulis buku harian, ayo tingkatkan kualitasnya jadi tulisan yang bisa dinikmati orang lain. Rajin dan konsisten menulis, apakah di blog pribadi, atau dikirim ke media massa, pokoknya menulis, menulis dan menulis. Dari tulisan bisa mendatangkan duit. Apalagi buat Ibu-Ibu yang punya segudang cerita. Yuk bagi-bagi ceritanya dan dapetin duitnya. Hahahaha...





11 komentar: