Senin, 18 April 2016

Mak Irit

Irit!
Listrik naik? Oh No! Telur naik, ayam naik, ini naik, itu naik... Pusing deh pala berbie. Jatah bulanan gak ikut naik Pak Suami? Hehehe. Terus dia jawab deh, "Boleh korupsi, Bu?". Jangan, Pak. Gak berkah. Takut ah.
Sementara Emak lagi mumet, Anak-anak heboh minta nonton ke bioskop. Welah. Piye tho. Keuangan negara bagian Solo, distrik Rumah Kite ini, sedang mengalami defisit. Gak ada anggaran buat hura-huar. Apalagi nonton bioskop.

Demi mendengat jawaban Emak yang mengecewakan, kedua bocah ini manyun. Munyung.
"Kata teman-temanku, bisa nonton film di bioskop. Teman-teman udah pernah. Tapi aku belum," Pintanya mengiba.
Haduh, hati Emak mana yang ndak keiris-iris. Pengennya Emak nih, kubelikan seisi dunia ini untukmu, Nak. (Padahal udah di kasih dunia monopoli, tapi gak bisa mainnya).
"Kata temanku ada film Dino yang Baik. Seru banget, Bu"
Mereka berdua terus merayu. Untungnya merayu dengan umpan kata-kata. Bukan pake tangisan guling-guling. Soale Emaknya pasti langsung tutup telinga dan mata, "Silahkan nangis sampe capek. Emak mau bobok dulu."
Anak-anak kecil ini berlutut seperti di film-film kartun yang tokohnya memohon sesuatu. (Hadeh). "Aku mohon Ibu. Yang paling cantik sedunia," Rayu Si Mas (Bapaknya aja gak pernah merayu).
Permohonan kecil itu ditutup kecupan manis di pipi kiri dan kanan. Huaaaaa..... Emak mana yang gak meleleh, coba??
Tapi, Emak irit harus kokoh pendirian. Kantongnya gak boleh jebol. Jangan sampai anak-anak puasa senin kamis dah. Bukan karena Allah, tapi karena gak ada duit. Nelangsa kan? kan?
Seperti biasa... Emak mulai negosiasi dengan anak-anak.
"Nonton bioskop itu harus bayar. Kita harus beli tiket seharga tertentu?"
"Berapa? Mahal ya?" potong Si Mas. Dia udah nyambung diajak ngobrol ekonomi keluarga.
"Satu tiket seharga Rp. 35 ribu. Kita ada tiga orang jadi butuh 3 tiket. Jadi kita butuh berapa?"
"Rp. 105 ribu," Jawab Mas, setelah itung-itungan jarimatika.
"Nah! betul. Uang Ibu ada tapi untuk keperluan yang lain. Bayar sekolah, bayar listrik, bayar air, bayar pulsa, beli gas, beli bensin, dan beli makan kita sehari-hari. Tidak ada uang untuk nonton bioskop. Jika uang itu kita pake untuk nonton bioskop maka kita gak punya uang untuk beli gas, Misalnya. Bagaimana mau masak?" Jelas Si Emak Panjang lebar.
Kedua anak manggut-manggut. Kayaknya sih ngerti.
"Aha! Ada cara untuk mendapatkan uang lebih. Kita jualan," Kata Emak pura-pura ada ide. Niat awalnya sih, untuk menyiutkan nyali mereka. Berharap mereka membatalkan keinginan nonton di bioskop. Mendingan nunggu Bapak pulang nanti.
"Jualan dimana?" Tanya Si Mas.
"Di Car Free Day. Ramai orang pasti ada yang mau beli,"
Suasana di ruang tengah senyap sejenak. Hening. Sepi. Dua pasang mata membesar. Keduanya saling pandang. Diujung bibirnya membentuk senyum kemenangan.
"Aha! Kita jualan! Lets go!"

5 komentar:

  1. anak-anak langsung pada semangat kalau jualan, ya :)

    BalasHapus
  2. Iki mboknya sidane menang apa kalah? Tetap nonton dong!

    BalasHapus
  3. iyo Mbak Ima. tetep nonton. tapi tenan loh mereka semangat jualan di cfd meski yg laku cuma satu potong. hihihi

    BalasHapus