Sabtu, 09 Desember 2017

Bertahan Hidup Dengan Uang Minim

Mbahnya anak paling sebal liat anak sulung baca buku ini. Judulnya "Keluarga Super Irit". Buku dari korea diterjemahkan ke Bahasa Indonesia melalui PT. Elex Komputindo, Gramedia Grup. Mbah sebal karena menganggap irit sama dengan pelit. Apalagi melihat cucunya pas lagi di Fast Food Pizza, berkata "Pilih yang murah-murah aja. Jangan yang mahal. Biar irit!" Katanya. "Nelangsa banget to le. Wis Mbah yang bayar. Pilih sesukamu!" Sahut Mbah sambil melotot ke Saya dengan tajam. Hahahaha.... Alhamdulillah, kantong Saya aman. Anak macam apa Saya, cih. *jangan dicontoh ya. Gak baik.

Anak sulung ini senang membaca Buku "Keluarga Super Irit" ini. Bisa sampai tertawa sendiri. Ternyata memang isinya kocak. Ceritanya satu keluarga di Korea, yaitu Na Deollong, Na Sogeum, Wang Chansun (Ibu dari Si Kembar Na Deollong dan Na Sogeum), Na Bindae (Ayah si Kembar), Wang Baeksu (Paman Si Kembar) dan Kakek. Ceritanya, satu keluarga ini menerapkan prinsip hidup super irit. Sampai-sampai k-irit-an keluarga mereka sudah terkenal hingga satu kabupaten (saking terkenalnya).



Di edisi buku yang Saya baca, mengambil tema "Bertahan Hidup dengan Uang Minim". Berawal dari keinginan anggota keluarga untuk memiliki rumah baru yang berukuran lebih luas, Mama Wang mengajak keluarga mereka hidup irit. Ia menjual rumah lamanya, dan mengajak keluarga pindah ke rumah baru. Namun, rumah barunya itu berukuran jauh lebih kecil. Super Sangat Sederhana Sekali. Tujuannya dengan hidup irit selama satu tahun, maka bisa memiliki rumah yang diinginkan. Semua anggota keluarga harus (wajib!) mendukung gerakan ini. Semua patuh dan tidak ada yang berani membantah.

Kali ni Mama membuat peraturan "Dilarang menggunakan uang". Jika terpaksa, boleh gunakan uang maksimal hanya 1000 won. Nilai 1000 won korea setara dengan Rp. 12.000an. Anggota keluarga yang lain histeris dengan peraturan Mama Wang. Namun, bukan Mama Wang yang cerdik namanya jika tidak punya solusinya.

Ceritanya, rumah keluarga Na ini tipe Sangat Sederhana Sekali. Blong tak ada sekat. Semua anggota keluarga tidur berbaris dalam satu ruangan. Putrinya Na Sogeum yang karakternya nrimo lagi cerdas, tidak protes dengan keadaan. Tapi, Mama iba melihat mata sembab gadis kecilnya karena tidak bisa tidur. Tak tahan ditendang-tendang oleh kembarannya. Na Deollong ini tipe tidur yang lasak. Mama akhirnya memutuskan untuk memberi Na Sogeum kamar pribadi. Wah, semua bersorak. Na Sogeum dan Na Deollong langsung membayangkan kamar peribadi mereka. Saat di sekolah tak sabar pulang ke rumah.

"Tarraaa!!!" Mama menyambut mereka dengan kejutan.
Si kembar punya kamar pribadi.

Mama membuat partisi. Hingga terciptalah ruanga-ruangan baru.
"Setelah meminta baju bekas dari para tetangga, Mama membuat tirai ini. Keren, kan? Cukup membeli besi untuk menggantungkan tirai. Sisanya gratis!" jelas Mama, bangga.

Keren banget Si Mama Wang!

Hebatnya lagi si Mama Wang ini bisa membuat pesta mewah hanya dengan uang 1000 won, studi lapangan 1000 won, Menu 1000 won, Liburan 1000 won, menyukseskan kencan Pamannya si Kembar Na hanya dengan 1000 won. 1000 won alias Rp. 12000. Kok bisa? Nah, itulah lucunya. Kocak aja itu ide Si Mama dan anggota keluarga lain nyiasatin pengiritannya. Ada-ada aja. Dan harus muka tembok. Asli!

Kira-kira beneran bisa gak tuh bertahan hidup dengan 12000 rupiah di dunia nyata (baca: Solo)? Nah, eta terangkanlah....

Pas Mbah Utinya sudah kembali ke Palembang. Dan posisi waktunya sedang di bulan 'sepuh'. Meja makan menghidangkan sayur sop suwir ayam, dan oseng tempe. Selama hampir seminggu, menu nabati eksis terus di meja. Akhirnya Si Sulung, bertanya tentang ketidakhadiran "Protein hewani".

Aku jawab,
"Bertahan hidup dengan uang minim. Ini adalah menu 1000 won. Belanja cukup 12 ribu saja," jelasku bangga.

"Emang Ibu gak ada duit?" tanyanya.

"Ternyata bisa juga ya hidup dengan 1000 won. Nanti ngikuti Mama Wang aja ah. Keren gak?" ujarku berkelit.

"Enggak," tukasnya sambil cemberut.

Dia masuk kamar dan mengambil ATMnya, lalu berkata.

"Ibu pakai uangku sajalah," tambahnya. Lalu beli telur dan nyeplok endog.

Wah???

Btw, tema buku "Keluarga Super Irit" ini berbeda setiap terbit. Dan semuanya lucu banget! Bukan hanya menceritakan keahlian keluarga ini menjalankan hidup iritnya. Selain itu juga memberi informasi dan tips mengenai penghematan. Asik deh.

"Tapi, Ibu jangan meniru Mama Wang, ya" Pinta si anak sulung.

Qiqiqiqi

2 komentar: