Kamis, 07 Februari 2019

Kakak Adik Beda Sekolah Atau Satuin Aja?

Kakak Adik Beda Sekolah Atau Satuin Aja?
Punya anak lebih dari satu, macam-macam warnanya. Ada aja cerita "unik". Milih sekolah, misalnya.
Sederhananya saat adek mau sekolah, gabungin aja sama si kakak. Biar gampang antar jemputnya. Tapi kenyataannya, si adik berbeda sekolah dengan kakak.
"Kenapa?"
Apakah emang lazimnya adek bersekolah yang sama dengan kakak. Jika beda sekolah, jadinya fenomena. Embuh.


Pertimbangan Saya dan suami kemarin berdasar pada anak-anak. Merekalah yang akan menjalani hari-hari di sekolah. Tapi bukan pada keinginan juga sih. Adek (anak kedua) pengennya malah di sekolah kakak. So what?

Pertama: Karakter anak

Anak punya karakter sendiri-sendiri. Anak dua, ya dua juga karakternya. Bahkan seperti bumi dan langit bedanya. Jika karakter Kakak percaya diri, tidak dengan adeknya. Dia akan berlindung di balik Sang Kakak.

Sikap berlindung di balik punggung si kakak ini bahkan bikin dia enggan menyapa anak yg lebih muda darinya. "Malu," katanya.

Jika kami mengabulkan permintaan adek dengan syarat "ngomong sendiri sama Om/Tante yang jual, ya". Maka, dia akan membersamai kakaknya, lalu endingnya Si Kakak yang ngomong sama penjual. *Macam ahli strategi gitu dia. Dia tak berkutik saat pergi tanpa Kakak.

Kedua: Lingkungan sekolah

Pada saat itu nak wedok belum mencukupi usia standar sekolah di Indonesia yakni 7 tahun. Sebenarnya nunggu satu tahun lagi sih tak apa. Beberapa sekolah tegas menolaknya karena beban kurukulum nasional saiki abot jare (katanya berat). Saya hiraukan masalah kurikulum ini. Kami butuh lingkungannya untuk sosialisasi anak.

Kebetulan sekolah yang terakhir disurvey, bertema sekolah alam. Dan nak wedok sayang hewan. Dia suka dengan adanya ayam, kura2 dan ikan itu. Di sekolah alam ini katanya sudah menerapkan kurikulum 13 dengan baik.

Catatan: kurikulum 13 ini menitikberatkan pada keterampilan guru dalam menyampaikan materi. Hanya ujiannya saja yang tidak relevan. Sebaiknya dihapus saja ganti dengan proyek akhir siswa.

Ketiga: Gaya Belajar

Karena nak wedok masih di bawah umur (Maksudnya di bawah umur 7 tahun) jadi lebih cocok dengan gaya belajar santai. Gak klasikal, lebih banyak keluar ruangan, dan bermain. Dengan banyak bermain akan melenturkan otot2 nya, mendukung proses sosialisasi dan memumpuk kepercayaan dirinya. Karena dia bisa "berani" tanpa bantuan Kakak.

Jadi dengan pertimbangan2 itu, kakak adek akhirnya beda sekolah. Kini, Kakak kelas 5 dan adek kelas 2. Alhamdulillah, keduanya tumbuh ceria, menikmati kesehariannya di sekolah. Dan adek terlihat lebih percaya diri dan bisa bersosialisasi dengan baik. Paling emaknya aja yang mbolak mbalik. Hehehe...

Semoga sharingnya bermanfaat buat yang lagi nyari sekolah... 

1 komentar:

  1. permisi ya
    mau numpang promosi bo kelinci99
    menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos
    untuk Diskon 2D: 29%, 3D: 59%, dan 4D: 66%
    Hadiah 4D x 3000, 3D x 400, 2D x 70, 2D Depan&Tengah x 65
    pelayanan yang cepat dan ramah
    untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
    silahkan kunjungi www.kelinci99.casino ya
    BBM : 2B1E7B84

    BalasHapus