Selasa, 12 Februari 2019

Mulai Literasi Keuangan dari Akun Biz


Sering merasa gak kalo uang yang masuk rekening hanya lewat saja tanpa salam. Masuk sebentar lalu good bye. Saat butuh uang,mesin ATM hanya bisa milang ‘Maaf saldo anda tindak mencukupi”. Eh, pas curhat sama suami malah ditanya balik, “Kok bisa?” Sedih aku tuh....

Apakah Saya terlalu boros menggunakan uang? Ih, rasanya sih enggak. Tapi kenyataannya ya keteteran terus. Nah, berangkat dari perasaan galau gini Saya mencatat pengelolaan keuangan rumah tangga. Remeh temeh banget. Pake buku dan pulpen aja jaman itu sih. Manfaatnya adalah Saya bisa ngerem pengeluaran yang tidak penting. Namun seiring tingginya mobilitas “Perdana Menteri” Rumah Tangga ini, catat-mencatat jadi sering terlupakan. Palingan mencatat pengeluaran terbesar. Padahal justru pengeluaran ting printil itulah yang bikin kepala mumet.



Pelik, ketika besar pasak daripada tiang. Nah... Saya pusing tujuh keliling. Demi menyeimbangkan nerasa keuangan rumah tangga, Sayapun mulai jualan. Jualan melalui media online. Sama kayak Emak-emak lainnya, yang jualan dari rumah biar bisa sambil momong anak. Usaha sampingan ini ternyata bisa loh, menutup pengeluaran tadi. Namun ternyata, usaha sampingan itu kayak jalan di tempat. Gak berkembang.

Akun Biz.

Suatu hari Saya membaca status seorang teman di Facebook, tentang aplikasi pencatat keuangan. Aplikasi ini sangat membantu mencatat pengeluaran dan pemasukan rumah tangga lewat smartphone. Saya pun mencari aplikasi yang dimaksud. Kebetulan Saya mencarinya di Play Store karena Smartphone Saya berbasis Android. Nama aplikasinya adalah Akun Biz. Aplikasi ini juga ada di App Store.

Aplikasi ini bagaikan Smule, bagi Saya (Satu-satunya aplikasi hiburan di Hape). Serius banget hidup Saya ya.... Berkat aplikasi ini beban hidup agak berkurang. Huehehe. Serius. Saya instal Akun Biz, register (semudah bikin akun FB), lalu mulai pencatatan.

Ada tool pengeluaran dan pemasukan. Dalam pengeluaran juga ada beberapa kategori juga *catatan. Jadi keterangan mengenai transaksi yang dilakukan. Selain itu juga ada tool tentang utang dan piutang. Lalu ringkasan cashflow. Seperti gambaran mengenai berapa jumlah pemasukan dan pengeluaran. Digambarkan menggunakan diagram lingkaran. Jadi kita bisa melihat alokasi pengeluaran terbesar, dan alokasi pemasukan terbesar.

Sederhana banget.


Aplikasi Penyelamat UMKM

Saya kenal Akun Biz hanya sebatas itu saja. Kebetulan saat ikutan KEB INTIMATE, Januari kemarin, founder Akun Biz hadir juga. Ikut memberi edukasi mengenai Akun Biz. Dari situ Saya tau ternyata Akun Biz ini “Penyelamat Puluhan Ribu UMKM”, Penghargaan Alumni Berprestasi Universitas Sebelas Maret. Akun Biz juga telah memenangi beberapa penghargaan; Pemenang pertama, Digital Financial Technology Category, Wirausaha Muda Mandiri 2016, Accelerated by FbStart, From Facebook.

Wah.... keren banget kan. Saya bisa gunakan Akun Biz  untuk menyokong usaha sampingan saya. Karena faktor yang membuat UMKM mandeg ya karena cashflow yang campuraduk dengan keuangan rumah tangga. Ini bikin usaha bisa jebol. Memang awalnya, usaha rumahan dibikin untuk menutup pengeluaran rumah tangga yang minus. Tapi dengan pencatatan yang baik kita juga bisa memaksimalkan usaha sampingan ini. Gampang banget ternyata (baca). Saya bikin  dua kas yang berbeda dalam satu akun saja di sini. Jadi bisa tau cash flow keuangan, rumah tangga dan usaha sampingan. Semoga selanjutnya usaha Saya bisa berkembang dan terselamatkan juga.

Literasi Keuangan

Pencatatan keuangan super simple ini termasuk literasi keuangan. Yang manfaatnya banyak banget untuk kesejahteraan keluarga. Bukan cuma tau kemana saja uang kita pergi. Tapi pengelolaan keuangan jadi lebih bermanfaat. Paham mengenai pengelolaan keuangan. Mana kebutuhan, mana keinginan. Bahkan bisa mengalokasikan dana untuk masa depan juga.

Saat anak-anak ngulik hape Saya, mereka bertanya tentang Akun Biz ini, dengan senang hati Saya menjelaskan dan menularkan kebiasaan literasi ini. Agar anak-anak juga bisa menglola keuangannya kelak. Mereka paham tentang kebutuhan atau keingan mata saja. Mereka pun paham saat Saya tidak mengabulkan permintaannya untuk bermain di tempat permainan. Karena ada waktu dan alokasi dananya tersendiri. Indah pada waktunya.

Salam Literasi ya Man-teman...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar